Sejarah Penemuan Ikan Anglerfish
Ikan anglerfish pertama kali ditemukan pada tahun 1833 di tepi laut Greenland oleh seorang nelayan. Ikan tersebut kemudian diserahkan kepada seorang zoologis di Copenhagen, Denmark, yang bernama Johannes Christopher Hagemann Reinhardt. Ikan tersebut ternyata adalah spesies Himantolophus groenlandicus atau footballfish, dan merupakan anglerfish pertama yang berhasil diidentifikasi.
Sejak saat itu, ilmuwan hanya dapat mempelajari ikan anglerfish jika mereka tersangkut atau ditemukan mati di jaring nelayan. Namun, dalam dua dekade terakhir, para ilmuwan berhasil merekam ikan anglerfish di habitat aslinya dengan menggunakan kamera bawah laut dan alat pemantauan. Hingga saat ini, ilmuwan telah menemukan sekitar 170 spesies ikan anglerfish dengan 12 famili.
Ciri-Ciri dan Klasifikasi Ikan Anglerfish
Ikan anglerfish termasuk dalam ordo Lophiiformes, yang berarti ikan bertulang sejati yang memiliki antena di atas mulutnya. Antena ini disebut juga illicium, yang merupakan modifikasi dari sirip punggung pertama. Di ujung illicium, terdapat esca, yang merupakan organ yang dapat mengeluarkan cahaya atau bau untuk menarik perhatian mangsa.
Bentuk dan ukuran illicium dan esca bervariasi tergantung pada spesies ikan anglerfish. Ada yang pendek atau panjang, ada yang simpel atau penuh ornamen cahaya. Ada juga yang berbentuk seperti cacing, bulu, atau bahkan ikan kecil. Illicium dan esca dapat digerak-gerakkan oleh ikan anglerfish untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan strategi berburu.
Ikan anglerfish memiliki ciri-ciri lain yang mencolok, yaitu kepala yang besar dan lebar, mulut yang besar dan bergigi, dan tubuh yang bulat atau gepeng. Ikan anglerfish juga memiliki sirip dada, sirip perut, dan sirip ekor yang kecil. Warna tubuh ikan anglerfish biasanya gelap, seperti hitam, coklat, atau merah.
Secara fisik ikan ini memiliki tubuh yang kecil dengan ukuran rata-rata panjang ikan anglerfish 10 hingga 30 cm. Ikan anglerfish betina biasanya lebih besar sekitar 1/4 dari ikan anglerfish jantan. Hal ini berkaitan dengan cara reproduksi ikan anglerfish yang unik, yaitu parasitisme seksual. Ikan anglerfish jantan akan menempel pada tubuh ikan anglerfish betina dengan cara menggigit bagian tubuh betina dan menyatu dengan darah dan jaringan tubuhnya. Ikan anglerfish jantan akan kehilangan organ tubuhnya kecuali testis, yang akan menghasilkan sperma untuk membuahi telur ikan anglerfish betina.
Habitat dan Makanan Ikan Anglerfish
Ikan anglerfish hidup di laut dalam, di mana cahaya matahari tidak dapat menembus. Ikan anglerfish dapat ditemukan di Samudra Arktik, Samudra Pasifik, Samudra Hindia, Samudra Atlantik, dan Laut Mediterania. Ikan anglerfish biasanya hidup di kedalaman antara 200 hingga 6000 meter, tetapi ada juga yang hidup di kedalaman lebih dari 8000 meter.
Ikan anglerfish adalah ikan karnivora, yang berarti mereka memakan hewan lain. Ikan anglerfish memanfaatkan illicium dan esca sebagai umpan untuk memancing mangsa. Ketika mangsa sudah dekat, ikan anglerfish akan segera menangkap dan memakannya dengan mulutnya yang besar dan bergigi. Ikan anglerfish dapat memakan mangsa yang lebih besar dari ukuran tubuhnya, seperti ikan, cumi-cumi, udang, dan krustasea.
Ikan anglerfish jarang diburu oleh hewan lain, karena mereka memiliki warna tubuh yang gelap dan dapat menyamarkan diri dengan lingkungan. Hanya beberapa predator yang terbukti memakan ikan anglerfish, seperti Antarctic toothfish dan Dissostichus mawsoni. Ikan anglerfish juga jarang diburu atau tertangkap oleh manusia, karena hidupnya di laut dalam dan tidak memiliki nilai ekonomis.
Fakta Menarik Lainnya tentang Ikan Anglerfish
Selain fakta-fakta di atas, ada beberapa fakta menarik lainnya tentang ikan anglerfish yang mungkin belum Anda ketahui, yaitu:
Ikan anglerfish dapat mengeluarkan cahaya dari beberapa organ tubuhnya, selain dari esca. Cahaya ini disebut bioluminesensi, yang dihasilkan oleh bakteri simbiotik yang hidup di dalam organ tersebut. Cahaya ini dapat digunakan untuk berkomunikasi, menarik pasangan, atau mengelabui predator.
Ikan anglerfish dapat mengubah bentuk dan ukuran tubuhnya sesuai dengan kondisi lingkungan. Ikan anglerfish dapat mengembang atau menyusut tubuhnya dengan mengisi atau mengeluarkan air dari kantung-kantung yang ada di tubuhnya. Hal ini dapat membantu ikan anglerfish untuk beradaptasi dengan tekanan dan suhu air yang berbeda-beda di laut dalam.
Ikan anglerfish merupakan salah satu ikan yang paling sulit dipelihara di akuarium. Hal ini karena ikan anglerfish membutuhkan kondisi air yang sangat spesifik, seperti suhu, salinitas, pH, dan oksigen. Selain itu, ikan anglerfish juga sulit untuk diberi makan, karena mereka biasa memakan mangsa yang hidup. Hanya beberapa akuarium di dunia yang berhasil memelihara ikan anglerfish, seperti Monterey Bay Aquarium di California dan Osaka Aquarium Kaiyukan di Jepang.
Kesimpulan
Dalam kesimpulan, ikan anglerfish memiliki berbagai ciri khas dan cara beradaptasi yang menakjubkan untuk dapat bertahan hidup di kegelapan kedalaman laut. Meskipun ukurannya kecil, ikan ini mampu berburu dengan cekatan menggunakan cahaya di kepalanya sebagai alat. Perilaku reproduksinya yang unik antara jantan dan betina juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para peneliti. Dengan demikian, ikan anglerfish layak diapresiasi sebagai makhluk laut yang luar biasa.
Comments0